Jumat, 27 Mei 2011

And those who believe in (the Quran) revealed to you (Muhammad) and (the books) which revealed before thee. And they believe that there is hereafter



Walladziina yu’minuuna bimaa unn-zila ilaika wa maa unn-zila mingqablik. Wa bil-aakhirati hum yuuqinuun.









And those who believe in (the Quran) revealed to you (Muhammad) and (the books) which revealed before thee. And they believe that there is hereafter

Which revealed to the Muhammad is the Qur'an and who was sent down before the Koran was Gospel, the Psalms, Tauret, and 100 Shuhuf. Continuation of the characteristics of a pious man who discussed previously there are three features of the mentioned in section 3 (Alladziina yu'minuuna ghaibi bil wa-wa yuqiimuunashshalaata mimmaarazaqnaahum yum-fiquun). previous. The fourth, fifth and sixth will be in the language in this section. The fourth is the faith of the Koran, which the fifth is the faith of the gospel, the Psalms, Tauret, and Shuhuf. The sixth is to have a belief that the afterlife is definitely there.

Faith in the Koran is believed that the Quran is guidance from God that must be in the know and in reading, the study of meaning and its meaning later in the resume practicing as a whole. It should not be in bits and pieces but in the whole. should not be selecting only the content of which in like just based on lust, but should as a whole.

In this verse states that are pious Muslims who believe in the books and shuhuf who was sent down before the Quran as well. It means all books and shuhuf it is truly God's revelation in the legal and compulsory resume practicing in accordance with his time (probably still remember about the car's manual 90s can not be used for manual cars 2000s).

Shuhuf-shuhuf a valid and correct within some period of time, from Prophet Adam to Prophet Moses. After the Prophet Moses received the book Tauret, all Shuhuf replaced and enhanced by a mandatory book Tauret run by the people of Israel. Time of the Prophet Moses was a very long time and duration as well as carried by some of the Prophet sustainable. In starting the prophet Moses, then Aaron, then continued the Prophet David, Prophet Solomon continued, followed Elijah, and then ddilanjutkan Prophet Elisha, then continued the Prophet Uzer, then continued the Prophet Job, and then followed the prophet Jonah, then followed by the Prophet Zakariya and last by John.

After the time of Prophet Moses, later replaced by the era of Prophet 'Isa. Tauret that the designation at the time of the Prophet Moses was replaced and perfected by the gospel is valid and shall be run by the people of Israel, who called the Christians now.

Prophet Abraham was the last time period that brought and taught religion of Islam. The Book of God's legitimate for Muslims who must run in the period of the Prophet cover, no other is the Quran. So, faith in the book before the Quran does not mean having to read and practice the books before the Quran in the present, but must believe that all our books that is a revelation of God revealed and addressed to each period (the period). Also today there is no book that is original, even if there is already experiencing changes and deviations.

Clearer explanation of the books are in verse 106 and will be discussed further (maa nann-sakh min aayatin au nunn-sihaa na’ti bikhairimmin-haa au mits-lihaa, a lam ta’lam annallaaha ‘alaa kulli syai-ing qadir)

Godly characteristics of the six are believed and believe that hereafter it must exist on the basis of scientific belief (of Al-Quran). People who believe in the hereafter would believe in the Day of Judgement from the supreme ruler. Heaven for those who do good and pious practice charity, hell for unbelievers.

Faith in the Day of Judgement is to make a guide for us to control life in this world. Running throughout the command and away from the ban.
         


Dan mereka yang beriman kepada (Al-Quran) yang diturunkan kepada mu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelum engkau. Dan mereka yakin akan adanya akhirat  

Yang di turunkan kepada Muhammad adalah Al-Quran dan yang di turunkan sebelum Al-Quran adalah Injul, Zabur, Tauret dan beberapa Shuhuf.  Kelanjutan dari ciri-ciri manusia yang bertaqwa yang di bahas sebelumnya ada tiga ciri yang di sebutkan di ayat 3 (Alladziina yu’minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunashshalaata wa mimmaarazaqnaahum yum-fiquun) sebelumnya. Yang ke empat, kelima dan ke enam akan di bahasa di ayat ini. Yang ke empat adalah iman kepada Al-Quran, yang ke lima adalah iman kepada injil, Zabur, Tauret dan Shuhuf. Yang ke enam adalah mempunyai keyakinan bahwa akhirat itu pasti ada.

Iman kepada Al-quran adalah percaya bahwa Al-Quran itu adalah petunjuk dari Allah yang wajib di ketahui dan di baca, di telaah arti dan maknanya kemudian di amalkan secara keseluruhan. Tidak boleh secara sepotong-sepotong tetapi secara ke seluruhan . tidak boleh memilih hanya kandungan yang di sukai saja berdasarkan hawa nafsu tetapi harus secara keseluruhan.

Dalam ayat ini disebutkan bahwa umat islam yang bertaqwa adalah yang beriman kepada kitab-kitab dan shuhuf yang di turunkan sebelum Al-Quran juga.  Artinya adalah semua kitab dan shuhuf itu adalah benar-benar wahyu Ilahi yang syah dan wajib di amalkan pada masanya masing-masing (mungkin masih ingat mengenai buku manual mobil tahun 90an tidak bisa di pakai untuk mobil tahun 2000an).

Shuhuf-shuhuf yang syah dan benar  berada  dalam beberapa kurun waktu, dari mulai Nabi Adam sampai Nabi Musa. Sesudah Nabi Musa menerima kitab Tauret, seluruh Shuhuf di ganti dan disempurnakan oleh kitab Tauret yang wajib di amalkan oleh orang-orang bani Israil. Zaman Nabi Musa itu waktunya sangat panjang dan lama serta diemban oleh beberapa Nabi yang berkesinambungan. Di awali oleh Nabi Musa, kemudian Nabi Harun, kemudian di sambung Nabi Daud, disambung Nabi Sulaiman, disambung Nabi Ilyas, kemudian di sambung Nabi Ilyasa, kemudian di sambung Nabi Uzer, kemudian Di sambung Nabi Ayub, kemudian di sambung Nabi Yunus, Kemudian di sambung oleh Nabi Zakariya dan Nabi Yahya.
Habis masa Nabi Musa, kemudian di ganti oleh masanya Nabi ‘Isa. Tauret yang di peruntukan pada zaman Nabi Musa di ganti dan di sempurnakan dengan Injil yang syah dan wajib diamalkan oleh orang-orang bani Israil, yang di sebut kaoum Nasrani.

Millata Ibrahim sebagai masa terakhir yaitu agama islam. Kitab Allah yang syah untuk umat islam yang wajib diamalkan dalam kurun waktu Nabi penutup, tiada lain adalah Al-Quran. Jadi, iman kepada kitab sebelum Al-Quran bukan berarti mengandung arti  harus membaca dan mengamalkan kitab-kitab sebelum Al-Quran di masa sekarang , tetapi harus percaya bahwa semua kitab-kita ituh adalah wahyu Allah yang diturunkan dan ditujukan kepada masing-masing masa (kurun waktu atau zaman). Selain itu sekarang ini sudah tidak ada kitab yang asli, kalaupun ada itu sudah mengalami perubahan dan penyimpangan.

Penjelasan lebih jelas mengenai kitab-kitab ada dalam ayat 106 dan akan di bahas selanjutnya (maa nann-sakh min aayatin au nunn-sihaa na’ti bikhairimmin-haa au mits-lihaa, a lam ta’lam annallaaha ‘alaa kulli syai-ing qadir)
Ciri taqwa yang ke enam adalah percaya dan yakin bahwa akhirat itu pasti ada secara ilmal-yakin. Orang yang percaya akan adanya akhirat pasti percaya akan adanya hari pembalasan dari sang maha penguasa. Surga bagi orang yang berbuat baik dan mengamalkan amal soleh, neraka bagi orang yang kafir.

Iman kepada hari pembalasan itu menjadikan pedoman bagi kita untuk mengendalikan kehidupan di dunia ini. Menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya.






Kamis, 19 Mei 2011

That is, people who believe in the supernatural, who founded the prayer (Shalat) and give some property of what We have given you.







Alladziina yu’minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunashshalaata wa mimmaarazaqnaahum yum-fiquun.

That is, people who believe in the supernatural, who founded the prayer and give some property of what We have given you.


Faith is believing with confidence. Confidence arising from the sensory and based on scientific. Like to believe that blood is red because it can be seen by the eye. Believe there is a radio broadcast because the sounds by ear. Sugar is sweet because it can be felt by our tongue. Confidence based on these sensory called 'Ainal-yaqin. Long before television existed, we already believe that there are north of the north pole, and in the south is the south pole because there is science. The belief that science based on call 'ilmal-yaqin. Most of us do not know exactly what is on the two poles, but we believe that at the two poles there is life.

Belief in the truth of sensory and scientific guidance for humans so it is not absolute. Exact science like mathematics, physics and other sciences can not say absolutely because it can change with the development of human thought and development of the era.

  1. When we stand between rail train and then we looked away to follow the rail train, then we will see the further we look the more united the two rail train. This is indicating that the vision we can not say absolutely, because it could not comply with the truth.
  2. When we hear an announcement that sounded vaguely together with some friends, then the hearing and the perception among us will certainly be different. That means that hearing we also can not say absolutely what we sometimes like to exaggerate things and reduce simultaneously. When we are sick, our tongues like a problem. What if the milk is mixed according to the logic of sugar then the milk would taste sweet. But for the ailing whether the milk is already in the mix the sugar will taste sweet? That means that something must have been like tongue to taste can also be wrong sometimes.
  3. Previously, before the development of science developed rapidly, it was thought that the earth was flat, but as the development of science and technology irrefutable presumption that if the earth was round. Well this signifies that science can not say absolutely.
It turned out that human beliefs on the basis of assessment of sensory ('Ainal-yaqin) and scientific (' ilmal-yaqin) have not reached the level of absolute confidence (haqqul-sure). Unless based on the knowledge of Al-Quran which was clearly not in doubt that the content contained therein.

Invisibility means not enough just to prove it with a tool in our senses. Can not see, can not hear, can not be in touch. Examples of hell and heaven was magical. Allah is the most supernatural.

The characteristics of the righteous is 1. Faith in things goib. 2. Establish the prayer. 3. Giving alms from some of his property.

Faith in the supernatural can still thrive if planted in us are always on the watered with science ('ilmal-yaqin). We trust and believe that God is there and real, we believe that heaven and hell does exist, we believe that barjah and netherworld it's because we've studied the science of Allah that is given directly to us in the form Al-Quran. We're sure that if it goib (hereafter, heaven and, hell) exists because there and discussed in the letters of Al-Quran.

The discussion of Sholat in verse 43 will be discussed next.

The characteristics of a pious man, the third is to give some of his wealth to the needy, such as paying zakat, infaq and sadaqoh to who really needs such as orphans, and the poor.

If we want to be classified to the pious people, then we must truly a mighty faith in God and sincere in this magical run all the command and away from any ban. Faith is a way of life for the entire Islamic ummah. Faith without deeds is likened weak can not stand, a charity without faith is like standing but weak. Now carried on now definitely broken again. Sample a variety of charity without faith such as corruption, collusion, cheating, make weapons to attack innocent people and so forth.



Alladziina yu’minuuna bil-ghaibi wa yuqiimuunashshalaata wa mimmaarazaqnaahum yum-fiquun.
 
Yaitu orang-orang yang percaya terhadap hal gaib, yang mendirikan sholat dan memberikan sebagian rejeqinya dari apa yang Kami berikan kepada mu.

Iman adalah percaya dengan keyakinan. Keyakinan timbul berdasarkan indrawi dan berdasarkan ilmiah. Seperti meyakini bahwa darah itu berwarna merah karena dapat terlihat oleh mata. Percaya adanya siaran radio karena terdengar oleh telinga. Gula itu rasanya manis karena memang bisa di rasakan oleh lidah kita. Keyakinan berdasarkan indrawi ini di sebut ‘ainal-yaqin. Jauh sebelum siaran televisi ada, kita sudah percaya kalau di utara terdapat kutub utara, dan di selatan ada kutub selatan karena ada ilmu pengetahuan. 
Kepercayaan yang berdasarkan ilmu pengetahuan di sebut ‘ilmal-yaqin. Sebagian dari kita tidak mengetahui persis apa yang ada di kedua kutub itu, tetapi kita yakin kalau di kedua kutub itu memang ada kehidupan.

Keyakinan akan kebenaran indrawi dan ilmiah yang jadi pegangan bagi manusia itu tidak mutlak. Ilmu pasti seperti matematika, fisika dan yang lainnya tidak bisa dikatakan ilmu mutlak karena bisa berubah seiring perkembangan pemikiran manusia dan perkembangan jaman. 

  1. Ketika kita berdiri di antara rail kereta kemudian kita memandang jauh mengikuti alur rail kereta itu, maka kita akan melihat semakin jauh pandangan kita maka semakin bersatu kedua rail kereta itu. Hal ini lah menandakan bahwa penglihatan kita tidak bisa di katakan mutlak, karena bisa saja tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
  2. Ketika kita mendengarkan pengumuman yang terdengar samar-sama bersama beberapa teman kita, maka pendengaran dan persepsi  di antara kita pasti akan berbeda-beda. Itu artinya bahwa pendengaran kita juga tidak bisa di katakan mutlak apa lagi terkadang kita suka melebih-lebihkan sesuatu dan mengurangi secara bersamaan. Ketika kita sedang sakit, lidah kita suka bermasalah. Apa bila susu di campur gula maka menurut logika rasa susu itu pasti manis. Tetapi untuk yang sedang sakit apakah susu yang sudah di campur gula itu rasanya akan terasa manis? Itu artinya bahwa sesuatu hal yang pasti seperti lidah untuk mencecap terkadang juga bisa salah.
  3. Dahulu sebelum perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat, ada anggapan bahwa bumi itu datar, tetapi seiring perkembangan ilmu dan tekhnologi anggapan itu terbantahkan kalau bumi itu ternyata bulat. Nah hal ini menandakan bahwa ilmu pengetahuan juga tidak bisa di katakan mutlak.

Ternyata keyakinan manusia atas dasar penaksiran indrawi (‘ainal-yaqin) dan ilmiah (‘ilmal-yaqin) tidak sampai pada tingkatan keyakinan mutlak (haqqul-yakin). Kecuali berdasarkan ilmu Al-Quran yang sudah jelas tidak bisa di ragukan lagi isi yang terkandung di dalamnya. 

Gaib artinya tidak cukup hanya di buktikan dengan alat indra kita. Tidak bisa di lihat, tidak bisa di dengar, tidak bisa di raba. Contohnya neraka dan surga itu goib. Yang maha goib adalah Allah maha goib.

Ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah 1. Iman kepada hal goib. 2. Mendirikan sholat. 3. Memberikan sedekah dari sebagian hartanya.

Iman kepada hal yang gaib  bisa tetap  tumbuh dengan subur tertanam dalam diri kita seandainya selalu di siram dengan  ilmu pengetahuan (‘ilmal-yaqin). Kita percaya dan yakin bahwa Allah itu ada dan nyata, kita percaya bahwa surga dan neraka itu ada, kita yakin bahwa apa-apa yang ada di alam barjah dan alam akhirat itu karena kita sudah mempelajari ilmu pengetahuan yang di berikan Allah langsung kepada kita berupa Al-Quran. Kita sudah yakin kalau hal goib (akhirat,surga dan, neraka) ada karena ada dan di bahas di dalam surat-surat Al-Quran.

Pembahasan mengenai sholat akan di bahhas di ayat 43 selanjutnya.

Ciri-ciri manusia yang bertaqwa yang ketiga adalah memberikan sebagain rejeqinya kepada yang hak, seperti membayar zakat, infaq dan sadaqoh kepada yang benar-benar membutuhkan seperti anak-anak yatim,  dan fakir miskin.

Kalau kita ingin di golongkan kepada orang-orang yang bertaqwa, maka kita harus benar-benar iman kepada Allah yang maha goib serta ikhlas dalam hal menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Iman merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat islam. Iman tanpa amal di ibaratkan lemah tidak bisa berdiri, amal tanpa iman ibarat berdiri tapi lemah. Sekarang di laksanakan sekarang pasti hancur lagi.  Contoh macam-macam amal tanpa iman seperti korupsi, kolusi, menipu , membuat senjata untuk menyerang orang yang tidak bersalah dan sebagainya.