Minggu, 24 April 2011

The Most Compassionate and Merciful


Arrah-maanirrahim
Yang Maha Pengasih dan Penyayang


love and affection from Allah to human that is so wonderful pleasure, Allah said in the letter of the An-Nahl verse 18 juz 14; and if they count the favors of Allah, surely they can never count them.
In Surat al-Kahf verse 190 states that if the sea water as ink to write down the gift of Allah pleasure would not be enough though till sea water dry up
 
Among the many pleasures real from Allah is blessing in the form of matter that surround us. There is a very large fortune, and very meaningful for all human life that exist on earth as air, water and light. There was also a relatively very small fortune that is that often in hunting and contested by those who would greedy worldly pleasures. A very great pleasure and meaning to human life given by God the most gracious and merciful to everyone without exception either rich, or poor people without any distinction on the differences and all provided Free of Charge or for free
Kasih dan sayang Allah itu berupa kenikmatan yang tidak terhitung jumlahnya, Allah bersabda dalam surat An-Nahl ayat 18 juz 14; dan seandainya mereka menghitung nikmat Allah, pasti mereka tidak akan pernah bisa menghitungnya.
Dalam surat Al-Kahfi ayat 190 disebutkan bahwa seandainya air laut sebagai tinta untuk menuliskan karunia kenikmatan Allah niscaya tidak akan cukup meskipun sampai air laut menjadi kering. 
Diantara sekian banyak kenikmatan Allah yang nyata yaitu rejeki yang berupa materi yang ada di sekeliling kita. Ada rejeki yang sangat besar dan sangat berarti bagi kehidupan seluruh umat yang ada di muka bumi ini seperti udara, air dan cahaya.  Selain itu ada juga rejeki yang tergolong sangat kecil yaitu yang sering di buru dan diperebutkan oleh orang-orang yang tamak akan kenikmatan duniawi.  Kenikmatan yang sangat besar dan berarti bagi kehidupan manusia diberikan oleh Allah yang maha pengasih dan penyayang kepada siapa saja tanpa terkecuali baik itu orang kaya, atau orang miskin tanpa di beda bedakan dan semuanya diberikan secara Cuma-Cuma atau gratis.

Pertanyaannya adalah, apakah udara, air dan cahaya itu benar kenikmatan yang sangat besar yang di berikan kepada siapa saja tanpa terkecuali?
Kalaulah air ditiadakan oleh yang Maha Pengasih dan Penyayang selama satu minggu, dari mulai sungai, kolam, telaga dan semuanya, kira-kira apa yang akan terjadi? Kemudian udara ditiadakan selama satu jam saja, apa yang akan terjadi. Kalau rumput kita tutup dengan menggunakan tempurung kelapa atau sesuatu yang tidak tembus cahaya selama satu minggu, maka akan berubah yang tadinya hijau menjadi kuning dan kering, itu artinya rumput yang tadinya hijau kemudian tidak terkena sinar matahari selama satu minggu maka rumput itu mat. Bayangkan bagai mana ketika kita tidak melihat sinar matahari selama satu bulan, apa yang akan terjadi? Intinya adalah bahwa ketika tidak ada udara, air dan sinar matahari maka kita semua termasuk mahluk yang lain yang ada di bumi ini akan mati.

Ternyata apabila ketiga unsur itu tidak ada, maka tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Sementara kita malah menyepelekan ketiga unsur tersebut, bukannya memelihara untuk kelangsungan hidup seluruh umat yang ada di alam ini bahkan malah merusaknya dengan berbagai polusi mulai dari asap kendaraan sampai limbah pabrik sehingga tercemar dan akan mengurangi kapasitas sebagai pemenuh kebutuhan kita sendiri. Ironis memang.
Kenikmatan yang kecil yaitu sandang, pangan, dan papan yang menjadi tujuan hidup dan berusaha untuk mendapatkannya siang dan malam sampai berani mengorbankan jiwa dan raga tanpa melihat apakah jalan yang ditempuh itu jalan yang halal atau haram terutama dilakukan oleh orang yang mengidap penyakit matrelialistic seperti hedonisme dan konsumerisme. 

Kalaulah kita mau berpikir secara realistis maka kita akan mengetahui nya. Coba bayangkan ketika air, udara dan sinar matahari tidak ada maka tidak akan ada gantinya dan kita semua akan mati. Bandingkan dengan kita tidak makan nasi selama satu minggu kita tidak akan menyebabkan kematian karena masih banyak penggantinya. 

Oleh karena itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa makanan seperti nasi adalah kenikmatan yang kecil. Kemudian kalau kita tidak mempunyai rumah mewah, mobil bagus, kekayaan yang berlimpah, itu semua tidak akan menyebabkan kita mati karena itu semua merupakan kenikmatan yang kecil. 
Oleh karena itu tidak di berikan secara merata dan untuk mendapatkannya kita harus berusaha karena tidak akan datang secara sendirinya. Kemudian untuk mendapatkannya pun kita harus kreatif dan mengolah pikiran.
Sayangnya, banyak manusia yang tidak tahu dan tidak mengerti mana yang termasuk kenikmatan yang besar dan mana yang di sebut sebagai kenikmatan yang kecil, banyak orang menyepelekan kenikmatan yang besar sampai-sampai berani merusaknya, sementara kenikmatan yang kecil menjadi rebutan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar